The Last Exorcism Part II

Konyol itu adalah memberi kata “Part II” di sebuah judul yang berawalan “The Last”. Tetapi kita lupakan dulu kebodohan itu sementara. The Last Exorcism Part II masih melanjutkan kisah mengerikan si gadis desa jago kayang yang kerasukan setan seperti di seri pertamanya; sebuah horor found footage mokumentari tentang pengusiran setan palsu yang berakhir mengejutkan, sama mengejutkan dengan kualitasnya yang ternyata cukup bagus bahkan termasuk sukses di pendapatan box office.

Masalahnya apakah ia masih punya sesuatu yang fresh seperti pendahulunya untuk ditawarkan di sekuelnya?
Yang tersisa dari ending The Last Exorcism tiga tahun yang lalu adalah Nell Sweetzer (Ashley Bell), gadis asal pedalaman Louisiana yang berhasil selamat dan ditampung di sebuah asrama di New Orleans. Perlahan Nell mulai pulih dari pengaruh Abalam, setan yang menguasainya dulu. Tetapi kita tahu tidak pernah mudah melepaskan sesuatu yang sudah melekat lama, apalagi itu adalah sesuatu yang jahat. Maka The Last Exorcism Part II akan menghadirkan kisah pertarungan antara Nell yang rapuh dengan Abalam yang bandel.

Pertaruhan terbesar yang dilakukan Part II-nya ini bukan pergantian sutradaranya dari Daniel Stamm ke Ed Gass-Donnelly namun dibuangnya style mokumentari yang menjadi jantung seri pertamanya. Tanpa gaya dokumenter itu sekuelnya tampak tidak ada bedanya dengan horor-horor medioker lain yang menjual tema exorcism dengan segudang hal-hal berbau supranatural klise yang bolak-balik kita lihat di film-film sejenis (termasuk adegan ‘kayang’ Ashley Bell), apalagi faktanya naskahnya sendiri juga tidak sekuat pendahulunya meskipun sebenanya ia punya potensi dengan segala elemen psikologis yang membuat karkater utamanya galau dalam membedakan antara kenyataan dan halusinasi atau lagi-lagi sebuah ending yang nonjok.