House at the End of the Street mengusung sebuah konsep klasik yang bagi beberapa orang akan terasa menjemukan. Masalahnya, saya suka konsep klasik tersebut, dan saya suka dengan premis cerita yang dibuat oleh Jonathan Mostow. Seorang ibu dan anak perempuannya yang terjebak dalam sebuah permasalahan yang berasal dari sebuah rumah yang misterius, standar tapi tetap mampu mengundang rasa penasaran.
Namun, itu hanya sebuah awal manis yang dimiliki film ini. Film ini mencoba untuk tidak terlalu berbasa-basi dari segi cerita, langsung menyampaikan point-point dari bagian cerita yang ia miliki dengan cepat, tapi tidak berhasil meninggalkan kesan di mayoritas bagian ceritanya. HatES mencoba untuk tampil misterius dengan seorang pria yang tinggal di sebuah rumah kosong, tapi gagal.
Film ini mencoba sedikit serius dengan konflik tentang ibu-anak serta cinta antara dua karakter utamanya, sayangnya terasa datar. HatES berupaya untuk memberikan suasana santai dengan karakter pendukung yang menggoda, kembali gagal. Dan bahkan saat ia mencoba tampil seksi lewat Lawrence seperti ketika membiarkan wajahnya tetap dibasahi dengan air hujan meskipun telah berada didalam mobil, itu juga gagal, bahkan terkesan konyol.